Desa Mojo adalah sebuah Desa di Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati. Desa
ini berbatasan dengan Desa Blingoh Kabupaten Jepara(sebelah utara),
Desa Karang Sari (sebelah timur), Desa Sirahan (sebelah selatan) dan
Desa Kelet Kab. Jepara (sebelah barat).
ASAL-USUL DESA DAN PERDUKUHAN MOJO
a. Asal usul Desa Mojo
Asal-usul
Desa mojo diambil dari nama buah mojo. Al-kisah buah mojo diwaktu kala
digunakan untuk babat oleh Para Lelluhur Desa. Diwaktu babat
tempurung buah mojo dijadikan mangkok/ beruk (wadah makanan ), daunnya
untuk suru (sendok), rantingnya untuk teken (tongkat), pohonnya untuk
tiang padepokan (pondok) dan tunggaknya untuk lelenggahan/dudukan
(tempat duduk). Wal hasil dari rangkaian tirakatan dengan menggunakan
barang-barang tersebut digunakan untuk babat desa para leluhur. Maka
para Leluhur Untuk mengabadikannya peristiwa tersebut maka buah mojo
dijadikan nama desa.
b. Asal-usul Perdukuhan Desa Mojo
Desa Mojo dibagi menjadi beberapa perdukuhan dengan perincian dan asal-usulnya sebagai beriku.
1. Dukuh JATI
Jati:
Jantung Hati (Jantung Ati). Kepala desa mojo yang pertama adalah dari
dukuh jati, jadi pusat pemerintahan pertama desa mojo adalah di dukuh
jati yang sekarang posisinya di buat makam Islam, dan pintu masuknya
Desa Mojo juga terletak di situ maka disekitarnya disebut ghapuran
(gapura/pintu masuk).
2. KRAJAN
Posisinya
di Desa Mojo bagian barat berbatasan dengan desa Kelet yang sekarang
diperbatasan tersebut dibangun Pom Bensin. Di situ dulu adalah
daleman/tempat berkumpulnya Pejabat-Pejabat Desa. Di situ tumbuh pohon
mangga krasak yang besar dan tepat di daleman, kemudian tempat
acara-acara/upacara terletak disebelah selatan tepatnya di perbatasan
Desa Mojo dan Sirahan, di situ ada jembatan corongan artinya tempat
informasi dulu di sebelah barat jalan tumbuh pohon beringin dan pohon
Asem yg besar (yang terkenal dengan Bunen artinya tempat para petani
berkumpul setiap panen raya).
Kemudian
di arah keling disitu dulu ada padepokan tempat mengatur strategi
berbagai kepentingan yang di pandegani Ki Mojo dan Ki Darmo Wongso.
Tepat diantara sungai Kembar, maka disitu terkenal dengan sawah pondok.
3. KEDINDINGAN
Dulu
di daerah ini hutan pohon dinding, setelah ada penghuninya hutan ini
dijadikan dukuh yang dinamakan Dukuh Kedindingan. Dukuh Kedindingan
terletak di sebelah selatan desa mojo dan berbatasan dengan Desa
Sirahan.
4. KENTENGAN
Diambil
dari kata “Kenthe-Angen” yang artinya Puser Wilayah Desa. Puser
Wilayah desa mojo (pertengahan desa) terletak di Dukuh Kentengan.
Tepatnya sekarang ada bangunan Musholla Al-Munir. Dulu disitu terdapat
pal beton dan pohon jati sebagai tanda pertengahan desa.
5. JATENAN
Dukuh
tersebut dulunya adalah hutan jati, dukuh ini letaknya dipinggiran
sebelah utara desa mojo yang berbatasan dengan Desa Blingoh. Dukuh
Jatenan mempunyai hamparan tanah yang luas yang disebut tegal wates.
6. NGEMPLAK
Ngemplak
artinya terminal, disitu dulunya adalah tempat para blandhong kayu
mengumpulkan kayu hasil hutan sebelum dibawa ke desa untuk membuat
rumah. Di Dukuh ini juga terdapat hamparan tanah yang luas yang
masyarakat mojo menyebutnya “Burgan”.
7. PLIGEN
Pligen
artinya tempat pemantauan (Loji). Dulu tempatnya para aparat keamanan
(prajurit) mengintai musuh dari arah timur, barat, utara dan selatan
karena tempatnya yang strategis dengan ketinggiannya.
8. LEMBAH
Penduduk
tersebut posisinya yang paling rendah diantara dukuh-dukuh lainnya.
Untuk mempermudah mengenangnya maka dinamakan dukuh lembah.
9. TENGGERAN
Tenggeran
artinya tinggi. Dukuh ini datarannya lebih tinggi daripada dataran
Dukuh Lembah dan disitu di batasi sungai kecil yang disebut kali pranak
(anak sungai).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar